Selamat harlah NU ke-94
Nahdlotul Ulama' atau yang disingkat NU merupakan organisasi islam yang berdiri di Indonesia.
Jatuhnya negara hijaz yang setelah itu diganti saudi arabia pada tahun 1925 ke tangan wahabi sangat memperhatinkan warga Indonesia yang banyak mukim dinegara tersebut, dimana sebelumnya negara hijaz menganut faham Ahlus Sunah Wal Jama'ah dengan menganut salah satu dari madzhab 4. Setelah wahabi menguasai negara hijaz para ulama' Indonesia yang ada di negara tersebut sangat terkekang dan tidak mempunyai kebebasan lagi dalam menjalankan ibadah sesuai dengan paham yang mereka anut, terlebih perbuatan wahabi yang meporak porandakan makam para sahabat serta akan membongkar makam Rasulullah, Saw.
Peraoalan tersebut oleh bangsa Indonesia khususnya para ulama' tidak dianggap sebagai persoalan internal bangsa arab saja, melainkan dianggap sebagai persoalan internasional karena menyangkut kepentingan umat islam di seluruh dunia. Oleh karena itu para ulama' yang di pelopori oleh Hadrotus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari, KH. Abdul Wahab Hasbullah megadakan pertemuan di langgar H. Musa kertopaten Surabaya, yang akhirnya lahirlah organisasi yang diberi nama Comite Hijaz. Melalui Comite Hijaz ini para ulama' mengutus KH. Raden Asnawi Kudus untuk berangkat ke hijaz untuk membawa surat yang dibuat oleh KH. Hasyim Asy'ari untuk raja Ibnu Sa'ud, akan tetapi karena jarak menuju surabaya sangat jauh sedangkan kapal akan segera berlayar maka beliau digantikan KH. Wahab Hasbullah.
Dalam perjalanan pulangnya KH. Wahab Hasbullah, para ulama' yang tergabung dalam Comite Hijaz bertepatan pada hari kamis, tanggal 31 Januari 1926 atau 26 Rajab 1345 mengadakan pertemuan di lawang agung Ampel Surabaya, dari pertemuan itu lahirlah organisasi dengan nama Jamiyyah Nahdlotul Ulama'
Berdirinya Nahdlotul Ulama' tidak lepas dari petunjuk Allah, mulai dari peristiwa hijaz, gambar jagat maupun yang lainnya. Bahkan semenjak akan didirikannya NU sampai sekarang ini banyak peristiwa yang tidak masuk akal. Beberapa kejadian diantaranya yang disampaikan oleh Alm Kiai Mujib Ridwan yang disampaikan oleh Kiai Azaim dan ditulis oleh Abdul Moqsith Ghozali atas dilaporkannya hasil munas NU pada Nabi Muhammad. Saw sebagai mana berikut ini
Alkisah, setelah Munas dan Muktamar NU digelar tahun 1983 dan 1984, maka pada tahun 1987 Kiai As'ad Syamsul Arifin (Situbondo) meminta KH Mujib Ridwan untuk berangkat ke Mekah-Madinah, melaporkan hasil Munas dan Muktamar NU ke Baginda Nabi.
Dengan amalan tertentu yang diijazah Kiai As'ad, Kiai Mujib berjumpa dengan Nabi SAW. Dalam perjumpaan itu, Nabi SAW menyetujui agar NU kembali ke Khittah 1926. Bahkan, Nabi menunjuk Syaikh Abdul Qadir Jailani dan Sunan Ampel untuk menindak-lanjuti keputusan Munas dan Muktamar NU itu.
Kisah di atas tentu bukan kisah spiritual satu-satunya yang hidup di lingkungan warga NU. Masih banyak kisah-kisah lain yang jika ditulis bisa menjadi satu buku tersendiri. Sebab, di NU ada konsep karomah dan kewalian
Namun, di benak orang-orang yang berfikir rasional murni, kisah di atas tampak naif dan menggelikan. Bagaimana mungkin Kiai As'ad yang hidup di abad 20, Sunan Ampel abad ke 15, Syaikh Abdul Qadir Jailani abad ke 12, dan Nabi SAW di abad ke 6 bisa saling terhubung-berkomunikasi satu sama lain.
Syiar Aswaja mengucapkan
Selamat Harlah NU ke-94
NU DINANTIKAN SELURUH DUNIA
Comments
Post a Comment